Rabu, 15 Februari 2012

NASEHAT IMAM SYAFI'I rohimhumuloh KEPADA IMAM AL-MUZANI

Nasehat Imam Asy Syafii rahimahullah kepada Imam Al Muzany rahimahullah

Imam Al-Muzany rahimahullah bercerita, "Aku menemui Imam Asy-Syafi'i menjelang wafatnya, lalu aku berkata, "Bagaimana keadaanmu pagi ini, wahai ustadzku?"

Beliau menjawab, "Pagi ini aku akan melakukan perjalanan meninggalkan dunia, akan berpisah dengan kawan-kawanku, akan meneguk gelas kematian, akan menghadap kepada Allah dan akan menjumpai kejelakan amalanku. Aku tidak tahu, apakah diriku berjalan ke surga sehingga aku memberinya ucapan kegembiraan, atau berjalan ke neraka sehingga aku menghibur kesedihannya. "

Aku berkata, "Nasehatilah Aku."

Imam Asy-Syafi'i rahimahullah berpesan kepadaku, "Bertakwalah kepada Allah, permisalkanlah akhirat didalam hatimu, jadikanlah kematian antara kedua matamu dan jangan lupa engkau akan berdiri dihadapan Allah. Takutlah kepada Allah 'Azza wa Jalla, jauhilah apa-apa yang Dia haramkan, laksanakanlah segala yang Dia wajibkan, dan hendaklah engkau bersama Allah dimanapun engkau berada. Jangan sekali-kali engkau menganggap kecil nikmat Allah terhadapmu -walaupun nikmat itu sedikit- dan balaslah dengan bersyukur. Jadikanlah diammu sebagai tafakkur, pembicaraanmu sebagai dzikir dan pandanganmu sebagai pelajaran. Maafkanlah orang yang menzhalimimu, sambunglah orang yang memutus silaturrahmi kepadamu, berbuat baiklah kepada siapa yang berbuat jelek kepadamu, bersabarlah terhadap segala musibah, dan berlindunglah kepada Allah dari api neraka dengan ketakwaan."

Aku berkata, "Tambahkan (nasehatmu) kepadaku."

Beliau melanjutkan, "Hendaknya kejujuran adalah lisanmu, menepati janji adalah tiang tonggakmu, rahmat adalah buahmu, kesyukuran adalah thaharahmu, kebenaran sebagai perniagaanmu, kasih sayang adalah perhiasanmu, kecerdikan adalah daya tangkapmu, ketaatan sebagai mata pencaharianmu, ridha sebagai amanahmu, pemahaman adalah penglihatanmu, rasa harap adalah kesabaranmu, rasa takut sebagai jilbabmu, shadaqah sebagai pelindungmu dan zakat sebagai bentengmu. Jadikanlah rasa malu sebagai pemimpinmu, sifat tidak tergesa-gesa sebagai menterimu, tawakkal sebagai baju tamengmu, dunai sebagai penjaramu dan kefakiran sebagai pembaringanmu. Jadikanlah kebenaran sebagai pemandumu, haji dan jihad sebagai tujuanmu, Al-Qur'an sebagai pembicaramu dengan kejelasan, dan jadikanlah Allah sebagai penyejukmu. Siapa yang sifatnya seperti ini, surga adalah tempat tinggalnya."

Kemudian Imam Asy-Syafi'i rahimahullah mengangkat pandangannya ke arah langit seraya menghadirkan susunan ta'bir. Lalu beliau bersya'ir (dengan terjemahan):

Kepada-Mu -wahai ilah segenap makhluk, wahai pemilik anugerah dan kebaikan kuangkat harapanku, walaupun aku ini seorang yang bergelimang dosa.
Tatkalah hati telah membatu dan sempit segala jalanku
Kujadikan harapan pengampunanmu sebagai tangga bagiku
Kurasa dosaku teramatlah besar, namun tatkala dosa-dosa itu kubandingkan dengan maaf-Mu -wahai Rabbku-, ternyata maaf-Mu lebihlah besar
Terus menerus Engkau Maha Pemaaf dosa, dan terus menerus Engkau memberi derma dan maaf sebagai nikmat dan pemuliaan
Andaikata bukan karena-Mu, tidak seorangpun ahli ibadah yang tersesat oleh iblis
Bagaimana tidak, sedang dia pernah menyesatkan kesayangan-Mu Adam
Kalaulah Engkau memaafkan aku, maka Engkau telah memaafkan seorang yang congkak, zholim lagi sewenang-wenang, yang masih terus berbuat dosa
Andaikata Engkau menyiksaku, tidaklah aku berputus asa walaupun diriku telah Engkau masukkan kedalam jahannam lantaran dosaku
Dosaku sangatlah besar, dahulu dan sekarang, namun maaf-Mu -wahai Maha Pemaaf- lebih tinggi dan lebih besar."NASEHAT IMAM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar